Siroh Nabi Khidhir - Tujuh Telaah Ilmuwan, Ahli Fiqih, Ahli Tafsir, Negarawan, Tasawuf, Ilmu Kalam Dan Ahli Hadits

Studi Kritik.
Diterjemahkan dari kitab az-Zahru an-Nadhir fi Naba'i al-Khadir karya Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani.
pendapat Imam Ahmad dengan redaksi sebagai berikut: Kami mendapatkan kisah dari Abdurrazzaq, ia diberitahu kisah Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurairah, bahwasanya dinamakan Khidir karena ia duduk di atas farwah kemudian tanah itu berguncang dari bawah dan berubah menjadi hijau.
Dalam kisah ini, farwah diartikan rumput kering berwarna putih. Ibnu Hajar al-Asqalani juga melengkapi karyanya dengan sejumlah dalil-dalil dari Alquran tentang kenabian Khidir. Ia mengutip surat al-Kahfi (18) ayat ke-81, yang artinya, Dan tidaklah aku melakukannya karena kemauanku sendiri.
Secara tekstual, ayat ini bisa dipahami bahwa Nabi Khidir melakukannya karena perintah Allah. Perintah itu sampai kepadanya tanpa perantara. Ada pula kemungkinan lain bahwa perintah itu disampaikan melalui perantara nabi lain yang tidak disebutkan oleh Allah di dalam Alquran.
Namun, Ibnu Hajar al- Asqalani mengingkari pendapat ini. Kitab ini juga dilengkapi dengan pendapat seorang sejarawan Muslim terkenal bernama Abu Ja'far bin Jarir ath-Thabari dalam kitab tarikhnya. Ia berpendapat bahwa Nabi Khidir termasuk orang yang hidup di zaman Raja Afridun (salah satu raja Persia).
Selain mengupas tentang asal mula Nabi Khidir, kitab az-Zahru an-Nadhir fi Naba'i al-Khadir juga mengungkap sejumlah lainnya yang berkaitan dengan Nabi Khidir, seperti kisahnya dengan selain Nabi Musa AS, nasihat-nasihat dan ungkapan dari Nabi Khidir.
Penerjemah: KH. Machrous Ali
Pustaka Hikmah Perdana
Rp 55.000,- (Baru, stok lama)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakti Mandraguna : Terjemah Manba'u Ushul Hikmah

Terjemah Kitab Abu Ma'syar Al Falaki : Ingin Mengetahui Nasib Anda

Doa Doa Jaljalut Kubro