Novel ATHEIS Karya Achdiat Karta Mihardja



Atheis
adalah sebuah novel karya Achdiat Karta Mihardja yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, pertama kali pada tahun 1949, Selanjutnya Novel yg saya postingkan ini terbitan tahun 2010, cetakan ke 34. Roman yang menggunakan tiga gaya naratif ini menceritakan kehidupan Hasan, seorang Muslim muda yang dibesarkan untuk berpegang pada agama, tetapi akhirnya meragukan agamanya sendiri setelah berurusan dengan seorang sahabat penganut Marxisme–Leninisme dan seorang penulis penganut nihilisme.
Achdiat, seorang jurnalis serta redaktur yang pernah bergabung dengan penyair eksentrik Chairil Anwar dan Partai Sosialis Indonesia, menulis Atheis antara bulan Mei 1948 dan Februari 1949. Bahasa Indonesia yang digunakannya dipengaruhi oleh bahasa Sunda, dan gaya penulisannya lebih mirip gaya penulis Minang dari periode sebelumnya daripada para penulis kontemporer. Terutama membahas mengenai keimanan, novel ini juga menyinggung hubungan modernitas dan tradisionalisme. Biarpun Achdiat menegaskan bahwa karya ini dimaksud untuk realis, perlambangan dan hubungan simbolis pernah diusulkan tentang Atheis.
Terjadi pembahasan yang cukup panas saat Atheis terbit. Tokoh-tokoh agama, Marxis-Leninis, dan anarkis menolak novel ini karena kurang menjelaskan ideologi mereka masing-masing, sementara tokoh-tokoh sastra dan masyarakat banyak memuji roman ini. Penerimaan baik ini mungkin disebabkan diperlukannya penyatuan nasional oleh Pemerintah Indonesia. Sebelum tahun 1970, Atheis sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu, dan pada tahun 1972 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris; pada tahun 1974 novel ini diadaptasikan menjadi film. Selain menerima penghargaan dari pemerintah pada tahun 1969, Atheis sudah termasuk dalam UNESCO Collection of Representative Works.

"Setidaknya sejak 4000 tahun silam, Tuhan merupakan tema penting dalam sejarah kesadaran manusia, dalam upaya menemukan Tuhan yg benar-benar bermakna dan relevan bagi kehidupan mereka. Mengisahkan pergulatan bathin anak manusia tentang Tuhan, Novel Atheis memberikan aspek-aspek menantang tentang tema ini, yg cukup peka hampir sepanjang kesadaran manusia, termasuk di Indonesia." - Jamal D Rahman, pemimpin redaksi Majalah Sastra Horison -

"Keberhasilan Atheis terletak pada hampir semua unsurnya yg begitu menonjol. Latar alam yg terjadi di daerah pasundan, dengan berbagai tradisi keagamaannya, sangat mendukung perkembangan watak, tokoh utamanya, Hasan. Cerita ini justru di awali dg akhir riwayat hidup tokoh utamanya, menyerupai cerita berbingkai, hanya dlm struktur yg agak berbeda. Unsur lain yg tak kalah Penting, pengunaan sekaligus tiga pencerita. Wajarlah sampai sekarang Novel ini masih terus di baca & di bicarakan." - Maman S Mahayana, Kritikus Sastra, Rektor Sastra FIB -

"Atheis adalah salah satu monumen sastra Indonesia. Novel ini mewakili gejolak akibat munculnya golongan "frijdenker" di kalangan kaum muda yg berpendidikan Barat awal abad XX. Maka tak pelak, pendekatan Iman mendapat tantangan besar. Sebagai monumen, Atheis tak lekang oleh zaman." - Ahmad Tohari, penulis buku Ronggeng Dukuh Paruk -

harga: Rp 48.000,-

tlp/sms: 083831963394 , 089670028760

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakti Mandraguna : Terjemah Manba'u Ushul Hikmah

Terjemah Kitab Abu Ma'syar Al Falaki : Ingin Mengetahui Nasib Anda

Doa Doa Jaljalut Kubro