Think And Grow Rich (Berpikir dan Menjadi Kaya) - Napoleon Hill

Judul Buku :  Think And Grow Rich
Penulis        :  Napoleon Hill
Hardcover
Rp 189.000,-
Think and Grow Rich adalah buku klasik motivasi sukses pertama yang ditulis oleh Napoleon Hill.  Diterbitkan pertama kali pada tahun 1937 dan menjadi buku legendaris dan terlaris sepanjang masa dengan angka penjualan lebih dari 15 juta kopi.
Mengapa buku ini sangat fenomenal ?
Napoleon Hill telah menghabiskan waktu 20 tahun di dalam hidupnya untuk mencari formula-formula kesuksesan yang tidak akan lekang dimakan waktu dan dapat digunakan oleh siapa saja.
Dalam menyusun buku ini, Hill mewawancarai lebih dari 200 orang paling sukses dan penemu di zamannya. Berikut sebagian kecil dari ratusan nama yang telah diwawancarai oleh Napoleon Hill :
- Henry Ford
- Alexander G. Bell
- Thomas Alva Edison
- Theodore Roosevelt
- William Wrigley
- John Wanamaker
- James J. Hill
- Wilbur Wright
- William Jennigs Bryan
- Woodrow Wilson
- William Howard Taft
- Elbert H. Gary
- King Gillete
- John D. Rockefeller
- F. W. Woolworth
- Clarence Darrow
Buku ini disusun atas permintaan Carnegie kepada Hill. Ketika Carnegie meminta Hill untuk menyusun formula pencapaian yang pertama di dunia, Carnegie hanya akan mengenalkannya kepada orang-orang sukses dan penemu di zaman mereka untuk dapat bekerja sama dengan Hill. Carnegie meminta Hill mencurahkan waktu 20 tahun untuk melakukan riset tentang alasan di balik kesuksesan dan kegagalan, tanpa bayaran, sembari menafkahi dirinya sendiri.
Awalnya Hill mengira akan mendapat subsidi dari Carnegie pengusaha industri baja dan pria terkaya di dunia pada masa itu yang terkenal sebagai dermawan besar. Namun Hill cepat pulih dari keterkejutan dan bertanya kepada Carnegie, mengapa ia tidak bersedia menyediakan uang untuk tugas yang sangat penting.
Carnegie : "Bukannya aku tidak bersedia memberikan uang, tapi aku ingin tahu apakah di dalam dirimu ada kemampuan alamiah untuk bersedia berbuat lebih, memberi pengabdian sebelum berusaha mendulang uang dari pekerjaan itu. Jika kau memanfaatkan kesempatan yang kutawarkan ini semaksimal mungkin, maka tidaklah mustahil kau bisa mengembangkannya menjadi kekayaan yang pada intinya luar biasa besar hingga kekayaan material yang aku miliki tampak tak ada artinya. Hal ini memungkinkanmu untuk memproyeksikan pengaruhmu demi kebaikan ke seantero peradaban dunia dan dengan begitu sumbangsih kepada mereka yang belum dilahirkan."
Hill yang menerima tawaran itu, lalu apa imbalan yang diterima Hill dengan menghabiskan 20 tahun tanpa bayaran mencari formula tersebut ? Kekayaan yang berlimpah atas hasil dari penjualan buku, sumbangsih kepada seluruh orang di dunia atas formula kesuksesan, serta sebuah pengetahuan yang didapat dari menyusun formula yang memberikannya keyakinan dan hasrat keinginan berkobar yang tidak mengenal kata mustahil sehingga anaknya yang terlahir tanpa telinga akhirnya dapat mendengar seperti manusia normal.
Kuatnya Hasrat Keinginan Pasti Mampu Menyiasati Alam ~ Napoleon Hill
Saya pertama bertemu dengannya beberapa menit setelah dia lahir. Dia terlahir ke dunia ini tanpa sepasang telinga, dan dokter yang dimintai pendapat medis menyatakan bahwa kemungkinan dia akan menjadi penyandang bisu tuli seumur hidupnya.
Saya tolak mati-matian pendapat dokter itu. Saya sendiri sudah membuat keputusan dan memiliki pendapat sendiri, meskipun masih saya rahasiakan di lubuk hati yang paling dalam. Saya sudah berketetapan bahwa anak saya harus bisa bicara dan mendengar seperti layaknya manusia normal. Saya memang dianugerahi seorang anak tanpa organ pendengaran, tetapi alam tak berhak memaksa saya menerima realitas bahwa anak saya terlahir cacat.
Di dalam benak saya terbersit keyakinan bahwa anak saya akan mampu bicara dan mendengar. Bagaimana caranya? Saya yakin pasti ada cara untuk itu, dan saya pasti akan mencarinya. Saya terkenang pada kata-kata bijak Emerson, "Segala kejadian di dunia ini mengajarkan kepada kita untuk yakin. Kita tinggal mematuhinya saja. Pasti ada pemandu bagi kita semua, dan jika kita menyimak dengan seksama, kita akan mendengarkan petunjuk yang tepat."
Apakah kata yang tepat itu? HASRAT KEINGINAN! Di atas segala-galanya saya MENGINGINKAN jangan sampai anak saya menjadi pemuda tuli bisu. Tak sedetikpun saya pernah berpaling dari keinginan itu.
Semua pikiran itu hanya saya simpan di dalam hati dan tidak saya sampaikan kepada siapapun. Setiap hari saya tegaskan kepada diri sendiri bahwa saya tak sudi anak saya menderita bisu tuli.
Ketika dia tumbuh besar dan mulai mengamati berbagai benda di sekitarnya, kami lihat dia bisa sedikit mendengar. Ketika dia menginjak usia di mana anak-anak mulai belajar berbicara, dia tak menunjukkan gejala itu, namun dari perilakunya kami yakin bahwa dia sedikit mampu menangkap getar suara. Hanya itu saja untuk mendengar, meskipun sekecil apapun, kemampuan itu pasti dapat ditingkatkan.
Lalu terjadilah sesuatu yang memberi saya setitik harapan, dan itu terjadi secara kebetulan. Kami baru saja membeli pemutar piringan hitam. Ketika bocah itu mendengar suara rekaman musik untuk pertama kalinya, bukan main girang hatinya. Dia menggigit pinggiran karton sampul rekaman kesukaannya. Selama bertahun-tahun, kami tak juga memahami arti dari kebiasaannya itu, karena saat itu kami belum mengenal teori tentang kemampuan tulang manusia untuk menghantarkan getaran suara ke otak.
Menginjak usia tujuh tahun, dia mulai menunjukkan bukti-bukti awal bahwa keyakinan dan filosofi yang saya tanamkan ke benaknya mulai membuahkan hasil. Berbulan-bulan lamanya dia merengek minta diijinkan menjual koran, tetapi ibunya dengan tegas melarang. Perempuan itu khawatir dia tak aman berada di jalanan karena dia jelas-jelas tuli.
Akhirnya dia bertindak sendiri. Pada suatu siang, ketika kami tinggalkan dia dengan pembantu di rumah, dia melompat keluar lewat jendela dapur lalu melangkah pergi. Dia meminjan uang enam sen kepada seorang tukang sepatu di lingkungan kami, lalu uang itu dipakainya sebagai modal berjualan koran.
Korannya terjual habis, uangnya dia gunakan lagi untuk membeli koran dari agen, dan dia lakukan hal itu berulang-ulang sampai hari petang. Setelah menghitung total omzetnya dan mengembalikan uang enam sen yang dipinjamnya dair tukang sepatu itu, dia berhasil meraup laba empat puluh dua sen.
Setelah kami pulang, kami dapati dia sedang tertidur pulas sambil menggenggam uang recehan hasil jerih payahnya. Ibunya membuka genggamannya, mengambil keping-kepingan receh itu sambil menangis pilu. Ya ampun! Meratapi kemenangan pertama saya tertawa gelak-gelak karena tahu bahwa perjuangan saya menanamkan sikap percaya diri di benak bocah itu telah berhasil.
Ibunya melihat bahwa bocah itu telah mempertaruhkan nyawanya di jalanan demi segenggam uang receh yang tak seberapa. Sebaliknya saya melihat seorang pebisnis kecil yang berani dan andal, yang modal rasa percaya dirinya telah meningkat seratus persen, karena dia telah mengambill inisiatif untuk berbisnis, dan berhasil!
Si tuli kecil itu terus naik kelas, meneruskan sekolah ke SMU dan akhirnya bangku perguruan tinggi tanpa bisa mendengar suara gurunya kecuali kalau mereka berteriak atau berbicara cukup jelas dari jarak dekat. Dia tak kami sekolahkan ke SLB tuna rungu. Kami tak akan mengijinkan dia belajar bahasa isyarat. Kami sudah berkeputusan dia harus menjalani hidup normal, bergaul dengan anak-anak normal, dan kami bersikukuh dengan tekad itu, walaupun tak jarang kami harus berdebat dengan para pejabat sekolah dan orang tua murid.
Sewaktu dia di bangku SMU, dia pernah mencoba alat bantu pendengaran elektronik. Tetapi rupanya alat itu tak banyak membantunya. Menurut Dr. J. Gordon Wilson, dari Chicago, ketika berumur enam tahun anak itu menjalani operasi di salah satu sisi kepalanya, dan diketahui bahwa dia memang tidak memiliki sedikitpun organ pendengaran.
Pada pekan-pekan terakhirnya di bangku kuliah (delapan belas tahun setelah dia dioperasi), terjadilah sesuatu yang merupakan titik balik terpenting dalam kehidupannya. Secara kebetulan, dia mendapatkan kiriman sampel alat bantu pendengaran elektronik untuk diuji coba. Dia tak begitu antusias mencobanya karena pernah dikecewakan alat serupa.
Akhirnya dia coba juga alat itu dan secara asal-asalan dia menempelkan alat tersebut ke kepalanya, menyambung baterainya, dan astaga, bagaikan sihir, tiba-tiba KEINGINANNYA MENDAPATKAN PENDENGARAN YANG NORMAL MENJADI KENYATAAN! Dia dapat mendengar suara dengan jernih. Cara Tuhan menunjukkan mukjizatnya selalu saja misterius.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakti Mandraguna : Terjemah Manba'u Ushul Hikmah

Terjemah Kitab Abu Ma'syar Al Falaki : Ingin Mengetahui Nasib Anda

Doa Doa Jaljalut Kubro