Pakem Babad Tanah Jawa Induk Ramalan Dan Kisah Ekspedisi Syekh Subakir Ke Pulau Jawa





Bersumber dari kitab kuno bertuliskan pegon arab yang bila dibaca terbentuk bahasa jawa kawi "pawartos bab lampahipun tanah jawi" 
JAWA dan YAMAN sama-sama Hadrol Maut. "Jalmo Moro Jalmo Mati, Sato Moro Sato Mati". Siapa yang datang pasti binasa oleh geganasan tempat itu, itulah Hadrol Maut. Man Jaa-a Hadrol Maut. Sama-sama tempat yang menakutkan bagi makhluk hidup. Itulah Jawa dan Yaman sebelum ditumbali, belum dapat ditempati bagi kehidupan manusia. 

Bila Hadrol maut-nya Yaman karena faktor alamnya yang gersang dan tandus, tak ada sumber air, terik matahari serta angin gurun yang sangat panas, bila malam suhunya teramat dingin. Bila melintasi area ini tanpa perbekalan yang cukup dan fisik yang mumpuni maka tak akan bisa bertahan hidup. 

Sedangkan, hadrol maut-nya Jawa karena keangkerannya bukan karena faktor alamnya, Jawa itu tanah yang subur dengan banyaknya tanaman, sumber air yang melimpah, pegunungan yang indah. Namun sebelumnya tak dapat ditempati karena wingit, banyak dihuni lelembut : Jin, Peri, Perayangan, Tuyul, Raksasa, dsb. Dalam berbagai legenda misalnya : Angling Dharma yang punya istri wanita sangat cantik namun pemakan kijang hidup-hidup, timun emas yang berhadapan dengan raksasa ijo, gunung bromo di Tengger dengan Raja Raksasa Dewata Cengkar pemakan manusia. Sehingga julukan Jawa di masa silam "Jalmo Moro Jalmo Mati, Sato Moro sato mati", siapa datang bersiap-siaplah untuk mati. 

Jawa dan Yaman, sama-sama setelah didatangi Ulama/waliyullah yang sangat alim dan sholeh menjadi tempat yang nyaman bagi kehidupan manusia. Yaman menjadi tempat barokah, ada sumber air keluar berkat doa-doa, yang tadinya tandus jadi subur, banyak kebun kurma. Dan di Jawa juga begitu setelah didatangi waliyullah dan ditumbali dengan doa-doa, banyak lelembut dan raksasa yang berhasil ditaklukkan, sehingga tanah Jawa jadi nyaman ditempati manusia dan menjadi pusat perkembangan agama Islam hingga nanti ada masa tenggelamnya(Menurut Syekh Subakir). 

Yaman ada 7 waliyullah masyhur, sedangkan di Jawa ada sembilan waliyullah. 

Buku ini memuat:
                           -Penumbalan Tanah Jawa
                           -Ramalan(Jangka) Tanah Jawa
                           -Pertemuan Syekh Subakir Dengan Dahnyang Tanah Jawa
                           -Mengupas sastra pegon arab-jawa, cara membaca & penulisannya.                                   Sangat membantu dalam membaca kitab² kuning.

Harga: Rp 40.000,- (Repro, fotokopi kertas hvs, cover tetap berwarna, sudah tidak dicetak ulang)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakti Mandraguna : Terjemah Manba'u Ushul Hikmah

Terjemah Kitab Abu Ma'syar Al Falaki : Ingin Mengetahui Nasib Anda

Doa Doa Jaljalut Kubro