Melihat Allah

Buku Tasawuf yang untuk memahaminya agak berat namun sangat mendalam dalam membahas ketauhidan dan kemakrifatan. Kitab yang judul aslinya "Roo-aytullooh"(aku telah melihat Allah) oleh Mustafa Mahmoud yang diambil dari Al Mawaqif wal Mukhotobat - Imam An Nafri. 

Berikut Kutipannya

TENTANG TAUHID

Allah berseru kepada hamba-Nya. (Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).
“Wahai hamba, engkau tiada memiliki sesuatu pun, kecuali apa yang Aku kehendaki untuk menjadi milikmu. Tiada juga engkau memiliki dirimu, karena Akulah Maha Pencipta-Nya; Tiada pula engkau memiliki jasadmu, maka Akulah yang membentuk-Nya; Hanya dengan pertolongan-Ku engkau dapat berdiri; dan dengan “Kalimat-Ku” engkau datang ke dunia ini.

“Wahai hamba! Katakanlah Tiada Tuhan melainkan Allah, kemudian tegakkan berdiri di jalan yang benar, maka Tiada Tuhan melainkan AKU. Dan tiada pula wujud yang sebenarnya wujud kecuali untuk-Ku, dan segala yang selain daripada-Ku, adalah dari bantuan tangan-Ku dan dari tiupan Roh-Ku.

“Wahai hamba! Segala sesuatu adalah kepunyaan-Ku, bagi-Ku dan untuk-Ku, jangan sekali-kali engkau merebut apa yang menjadi kepunyaan-Ku. Kembalikan segala sesuatu kepada-Ku, niscaya akan Ku buahkan pengembalianmu dengan tangan-Ku dan Ku tambah padanya dengan kemurahan-Ku. Serahakan segala sesuatu kepada-Ku, niscaya Ku selamatkan engkau dari segala sesuatu.

Ketahuilah, bahwa hamba-Ku yang terpercaya, adalah yang mengembalikan segala yang selain-ku kepada Ku. Tengoklah dengan pandangan tajam kepada-Ku, bagaimana cara-Ku melakukan pembagian, niscaya engkau akan melihat pemberian dan penolakan merupakan dua bentuk yang dinamakan, agar dengan demikian engkau mengenal-Ku”.

“Hai hamba! Sesungguhnya engkau telah melihat Daku sebelum dunia terhampar dan engkau mengenal siapa yang telah engkau lihat. Dan kepada-Ku-lah engkau akan kembali.Aku ciptakan sesgala sesuatu untuk mu dan Aku labuhkan tirai (Hijab) atasmu. Lalu engkau pun tertutup dengan tirai dirimu sendiri, kemudian Aku menghijab engkau dengan diri-diri yang lain, yang mana diri-diri yang lain itu menyeru kepadamu dan pada dirinya dan menjadi penghijab dari pada Ku.

Setelah kesemuanya itu, maka Aku-pun kembali menyata di balik kesemuanya itu, dan dari belakang kesemuanya itu Ku perkenalkan diri-Ku; Ku katakan kepadamu bahwasanya Aku-lah Maha Pencipta; Aku yang menciptakan kesemuanya itu dan bahwasanya Aku menjadikan engkau Khalifah (Pengurus yang berkuasa di Bumi) atas kesemuanya itu dan ketahuilah bahwa kesemuanya itu adalah amanah (titipan) pada sisi-mu. Dan diharuskan pada pengemban amanah itu untuk mengembalikannya.

Maka telitilah dirimu setelah engkau mempercayai-Ku, sudahkah engkau mengembalikan segala sesuatu itu kepada-Ku ?? Dan sudahkah engkau memenuhi perjanjian yang telah engkau buat dengan Ku..????

“Dan ... barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar” (QS. Al-FtKh 48:1).
“Dan sesungguhnya... kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa akan perintah itu, dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat” (QS.Thaha 20:115)

“Hai hamba!!! Ku ciptakan segala sesuatu itu untukmu, maka bagaimana Aku akan rela kalau engkau peruntukan dirimu bagi sesuatu itu. Sesungguhnya Aku melarang engkau untuk menggantungkan dirimu pada sesuatu (Selain-Ku) karena Aku pencemburu padamu”.

“Hai Hamba!!!! Aku tidak rela engkau peruntukan dirimu bagi sesuatu, walau harapanmu akan surga sekalipun, karena sesungguhnya... Aku ciptakan engkau hanya untuk-Ku; supaya engkau berada di sisi-Ku; Di sisi yang tiada sisi, dan di mana yang tiada mana.

Ku Ciptakan engkau atas pola gambar-Ku seorang diri, tunggal, mendengar, melihat dan berkemauan serta berbicara. Dan aku jadikan engkau mempunyai kemampuan untuk TAJALLINYA (menyatakan) nama-nama-Ku, dan... tempat untuk pemeliharaan-Ku”.

“Engkau adalah sasaran pandangan-Ku... tiada dinding penghalang yang memisahkan antara-Ku dan antaramu.

Engkau teman duduk se majelis dengan-Ku, maka tiada pembatas antara-Ku dan antaramu.

“Hai hamba!! Tiada antara-Ku dan antaramu... antara Aku lebih dekat kepadamu, maka pandanglah kepada-Ku, karena aku senang memandang kepadamu”.

ARTI  MAKNA  “ISLAM”


Allah berseru kepada hamba-Nya. (Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).
“Hendaklah engkau menyerahkan kepada Ku dengan sepenuh hatimu, dan menyerah kepada perantara-perantara dengan tubuhnmu; Supaya engkau bersama Ku dengan kemauan kerasmu, dan bersama selain Ku dengan akal budimu.
Maka engkau senantiasa menghimpun kemauan kerasmu atas Ku, tiada bagian bagi selain Ku terhadap dirimu kecuali hanya kehadiranmu bersamanya, dengan akal budimu saja, maka jangan engkau bersukaria atas karunia yang dianugrahkan-Nya kepadamu dan jangan cepat-cepat marah kepada orang yang menyakiti hatimu, jangan pula bermegah karena kejayaanmu dan menepuk dada menyombongkan ilmu pengetahuanmu.
Waspadalah, jangan terperdaya terhadap karunia-Ku dan jangan putus harapan karena Ujian dan cobaan Ku, dan jangan jinak bermanja dengan sesuatu selain Ku”.
“Laksanakan saja apa yang menjadi perintah Ku tanpa menoleh ke belakang, halmu jika demikian sama dengan Malaikat Ku yang berkemauan teguh”.
“Bila negkau berlengah-lengah menanti perintah Ku, sedangkan engkau sudah mengetahui, maka hal yang demikian terang-terangan engkau melanggar perintah Ku”.


      SEBUTAN  “AKU”
“Tidak akan diucapkan kalmiat “AKU” melainkan oleh orang yang berkawan dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat :
Ku, pesona dunia masih mencengkeram dirimu, masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan kepada zat dirinya, engkau masih saja dalam kegaiban yang kelam daripada Ku.
Maka apabila engkau telamelihat “AKU” dan “Aku” pun telah bernyata di hadapanmu, tetapkan keteguhanmu, maka tiada Aku lagi malinkan “AKU”.
“Telah ku ciptakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan, antara lain tujuan itu adalah “Cintamu kepada dirimu sendiri” itulah tetesan faham (kalimat) yang engkau warisi, kata-katamu “aku” adalah egomu sendiri (AKU berlepas diri dari anggapan yang demikian). Dan tidak lain Zat itu melainkan kepunyaan Ku, dan tidak lain “Aku” itu kecuali untuk Ku semata. AKULAH yang DIA itu AKU, adapun hakikatmu, bukanlah zat dan bukan pula persoalan, hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat wahami (dugaan), hal ini disebabkan karana caramu berpikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan.
Engkau dalam setiap saat terbagi kepada “menyaksikan dan disaksikan”, dua menjadi satu dalam bentuk penyatuan... jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai... adapun hakikatmu sendiri tersembunyi jauh di balik penyatuan ini, meninggi atasnya, jauh dari segala itu semua. Engkau bukan lagi zat dan penyatuan, tetapi engkau hanyalah roh dari Roh Ku, tiada nisbah bagimu melainkan pada-Ku”.
Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali di kala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau memandang Ku, ketika itulah lenyap keadaan dirimu yang menyatu, penyatuan yang bersifat serba duga (wahami), lalu engkau menyadari atas hakikat dirimu dan engkau dapati dirimu yang sebenarnya yang bukan zat dan bukan pula dari persoalan, tetapi hanya semurni-murninya roh; yang sederhana (Basithah) satu yang tidak terbagi, (Jauhar) tunggal, meninggi, tiada nisbah melainkan kepada Ku, maka engkau tidak lagi mengulangi dan mengatakan “AKU” tetapi mengatakan “Engkaulah Tuhanku”, dan telah engkau ketahui, bahwa “AKU” adalah untuk Ku semata, dan bahwa engkau adalah hamba Ku”.

Seruan Allah kepada para arifin : Jikalau engkau sudah tiba kepada melihat Ku, maka tidak akan ada tuntutan, dan apabila tidak ada tuntutan maka hilanglah sebab,  dan jika sebab telah musnah maka tiada lagi nisbah, sempai di sini sirnalah hijab”.


Merupakan Buku tasawuf langka

harga: Rp 95.000,-(original, stok terbatas 11 buku, lihat foto yang paling bawah yang berukuran lebih besar itu yang tersedia) 









Postingan populer dari blog ini

Sakti Mandraguna : Terjemah Manba'u Ushul Hikmah

Terjemah Kitab Abu Ma'syar Al Falaki : Ingin Mengetahui Nasib Anda

Doa Doa Jaljalut Kubro